Selasa, 13 April 2010

-KSATRIA BAJA LANGIT-

Seorang lelaki biasa bernama Satria Andria. Setiap manusia pasti  memiliki banyak kekurangan didalam hidupnya, begitupun Satria seorang remaja yang kini tengah duduk di kelas XI SMA KATALISTA ini memiliki banyak kekurangan , dia adalah seorang lelaki yang keliatan biasa-biasa saja, gak kaya juga gak miskin sederhana, sikap nya yang ramah dan suka menolong orang dan juga rajin ibadah dan rajin belajar tak ayal dia suka ranking ke-7 , loh kenapa ke-7???? Apa karena bloon, bego, dungu, pandir, tolol? Ah.. yang pasti bukan itu alasannya. Karena ada banyak orang pintar termasuk temannya yang lebih jenius dari dia. Dia anak yatim dia di urus ibunya dan memiliki adik perempuan bernama Anindya Rasti.

Di sekolah dia memiliki pujaan hati bernama Shinta Ramadhani yang berbeda kasta dengannya, Shinta anak yang cantik, smart, pandai bergaul  dan menjadi idola para cowok di sekolahnya. Shinta, panggilan akrab cewek tinggi semampai itu biasa dipanggil.

Pernah suatu ketika Satria ke toko buku bertemu tak sengaja dengan Shinta yang sedang mencari buku di bagian resep makanan. Satria sangat senang sekali bisa berjumpa dengan Shinta , jantung nya deg degan , gak karuan semua salah tingkah. di antara  jejeran buku satria sengaja mengikuti Shinta , harap-harap cemas satria bisa mengambil moment ini agar bisa berkenalan. dan ternyata  "Eh............?????" tanya Satria dari balik rak buku sambil memandang shinta , Shinta pun . "Oh, kamu kan anak IPA2 itu yah ?  ." Iyah....." dengan nada malu-malu. "kamu nyari buku juga?" tanya Shinta. ".. i i i iya ..." masih gugup. " aku nyari buku Kimia nih " ujar satria. "Oo...." shinta cuman mengangguk.
" Eh kita blom kenalan, aku Satria anak IPA2 " hati satria makin deg-degan.
"Iya aku shinta anak IPA 4 " jawab Shinta sambil senyum
"Btw kamu kesini beli buku apa?" tanya satria
" Biasa ini buku masakan , ibu ku hobi masak."
"Biasanya cewek kalau ke toko buku nyarinya novel teenlit, kok kamu beda ya?!"
"Aku juga suka kok..tapi gak maniak banget, kalau kamu ngapain disini? atau cuci mata aja ya? Hee..he.."
"Iya, cuci mata liat kamu" batinnya berbicara tak keruan.
"Ngga, aku lagi cari buku buat pelajaran kimia"
"Gimana kalau abis ini kita makan bareng?" ajak Shanti. Satria menelan ludah mendengar ajakan Shanti. "Duh, gimana ini duit aja pas-pasan makan di mall, entar pulang aja ngetug alias jalan kaki" bisiknya. "Kenapa, kamu gak mau ya? aku traktir kok... Yah...yah..  mau yah?" senyum sungging di bibir Shanti makin membuatnya tak bisa menolak ajakan itu ditambah lagi tiba-tiba cubitan Shanti di pinggulku terasa kecut. Sakit siih...tapi sakitnya lain terasa. Kalau di cubit sama Abel, cewek yang sering mangkal di depan gang rumahnya yang sering menjahilinya, rasanya pengin jitak! Tapi sama Shanti malah pengin nyi__" eits! kok tiba-tiba ada iblis yang mengotori pikiranku.
"Iya-iya" angguk Satria menyanggupi.

     Dari sinilah mereka mulai menjalin pertemanan. Mulai dari belajar bersama di rumah Shanti, pinjam buku kepadanya. Ya lumayan daripada beli mahal harganya. Bagaimana bangsa Indonesia mau maju beli buku saja harganya mahal sekali. Seringkali Shanti mengajak belajar di rumahku bersama-sama tapi ku selalu menolak. "Rumah kecil sepertiku mana sudi dia memasukinya. Mungkin melihatnya saja sudah malas apalagi masuk kedalam?" Tapi ada satu kejanggalan pada diri Satria untuk mendekati pujaan hatinya yaitu Anggra Bima yang juga menyukai Shinta. Bima seorang anak yang sombong, angkuh, paling berkuasa di sekolah dan sering menindas  teman-teman yang tidak sekasta dengannya. Ayah Bima seorang donatur terbesar di sekolah SMA KATALISTA. Shinta pun juga begitu akrab dengan Bima. Seringkali ku melihat mereka pulang dan pergi bersama naik BMW series 5 milik Bima yang tampak anggun nan mewah terparkir di parkiran sekolah. Mana ada cewek yang menolak ajakannya untuk menaiki mobil mewah seperti itu. "Ah...aku hanya si pungguk merindukan bulan. Mana mau Shinta bersamaku yang hanya bermodalkan sepeda biru jelek yang tampak lusuh itu" pekiknya dalam hati miris.

                         *********************************
     Pulang sekolah tiba pukul 14:00. Terik matahari yang begitu menyengat menimbulkan bulir-bulir keringat di dahi Satria saat menyebrangi lapangan sekolahnya untuk mengambil sepeda butut peninggalan almarhum Ayahnya. Saat ia hendak menjinjing sepedanya ternyata ban sepedanya kempes "Ugh sial! Siapa yang bikin sepeda ku kempes begini? Panas lagi, nanti hidungku bisa mimisan karena gak kuat panas" umpatnya kepada orang yang jahil.
"Hahahaha...kenapa sepeda lu?" Bima tertawa berdiri didepan Satria yang sedang jongkok melihat kondisi ban sepedanya. Satria mendongakkan kepalanya "Apaan lu liat-liat gue, nantangin?!" bentak Bima sambil menendang sepeda Satria yang kini sekarang tumbang di bawah. "Gue peringatin sama lu ya, jangan pernah lu deketin Shinta lagi. Lu itu gak pantes sama dia, Poor Man!" maki Bima seraya menarik kerah seragam Satria. Satria berontak hendak melepaskan tangan Bima dari kerahnya tapi apa daya. Gerombolan gank Bima langsung mendaratkan tinju, tendangan, dan tamparan yang membuatnya tak bisa berkutik. Satu lawan banyak, mana mungkin? Murid-murid yang menyaksikan kejadian itu hanya menonton kasihan tidak ada satupun yang menolong.

                          ***********************************
    Satria tidak langsung pulang ke rumah. Ia menghabiskan waktu di masjid untuk sholat. "Aku harus menjelaskan apa pada Ibu, jika melihat wajahku penuh memar?" keluhnya memegang pipinya yang terasa sakit sekali. Cairan panas meluncur dari hidungnya yang mancung menetes pada seragam putih, meninggalkan noda. "Ah, mimisan..." Satria menarik nafas panjang menahan sakit.
Selesai sholat maghrib ketika hendak memakai sepatu ia dihampiri Kakek Tua "Wajahmu kenapa Nak?"
"Eh, kakek nggak apa-apa kok"
"Kamu habis dipukuli teman-temanmu ya?"
Satria terkejut. "I..iya Kek!" jawabnya gagap.
"Kamu ini anak baik kelak kamu akan mendapatkan pertolongan yang tak diduga dari Allah. Ingat Nak, Allah pasti menolong hambanya yang terzholimi. Pulanglah...Ibumu sudah menunggu khawatir dirumah" nasihat sang Kakek.
"Iya Kek. Terimakasih ya!" Satria pamit dan mencium punggung tangan Kakek itu.

    Hujan lebat mengiringi perjalanan pulang Satria ditemani gemuruh halilintar yang bersahut-sahutan selepas maghrib. Alhasil bajunya basah kuyup dan mimisan mengalir lagi dari hidungnya. Ia berteriak "Ya Allah...sebegitu hinakah hamba di dunia ini? Ya Allah berilah hamba kekuatan untuk melalui ini semua. Dari orang-orang yang menghina hamba-Mu yang lemah tak daya upaya ini".Tiba tiba ada halilintar dahsyat yang memekakkan telinga memecah kesunyian teriakan Satria. DUAR...DUAR... Petir datang menyambar berwarna biru mengkilat bersilauan dari arah utara. Maka jatuhlah sebuah batu dari langit yang panas dan menghancurkan benda-benda di sekitar dan Satria pun mencari benda tersebut. Ia mendapati batu tersebut di genangan air yang merah kecoklatan. Batu gerangan apakah itu, apakah batu Ponari? Hoho... yang jelas itu bukan batu Ponari yang bisa menyembuhkan segala macam penyakit.  Konon batu yg ditemukan itu merupakan mustika gatotkaca yang sengaja dibuang ke bumi karena di Negeri kayangan terjadi perebutan.
ketika satria mengambil batu itu , dia merasa kepanasan, badannya mengepul berasal , karena air yang dibadannya menguap. kemudian satria pulang meski merasa keheranan "batu apa yah ini , dari langit tapi  bukan meteorit."

Sesampai di rumah dengan basah kuyup satria mandi dan berganti pakaian, entah mengapa rasa ngantuk menimpanya hingga ia tertidur  lelap hingga dan ia bermimpi. Dalam mimpinya satria bermimpi yang aneh , yaitu dia bertemu dengan sebuah bayangan hitam seperti manusia berdiri dan menatap satria dengan tatapan mata yang merah menyala.



"Hai anak muda izinkan aku bersamamu tuk menjaga bumi ini"
"Menjaga apa? Kenapa dengan bumi?" tanya satria dengan penuh penasaran.
"Jiwa mu bersih aku ingin menolongmu, kejahatan akan senatiasa menimpa mu" tutur seorang bayangan hitam itu.

Kemudian sang bayangan secepat kilat mendekat dan menghilang hingga satria pun terbangun dari tidurnya. aneh bin ajaib sakit-sakit badan yang terasa hilang, luka-luka dan mimisan tak terasa lagi. Namun rasa haus dan lapar menyerangnya. Kemudian waktu menunjukan pukul 04:30 WIB." Astaghfirullah... waktu nya sholat shubuh" Satria bangkit dan segera menuju kamar mandi bergegas ambil air wudhu. Setelah solat shubuh satria makan dengan lahapnya seperti orang yang enggak makan seminggu.

Semenjak itulah kehidupan Satria berubah, namun satria tak menyadari memiliki kekuatan yang tersembunyi. Seperti memiliki indra keenam dan mampu melihat makhluk gaib dan  sebenarnya satria bisa merubah wujud menjadi seorang kesatria. Seperti namanya Satria Andria. Namun Kekuatan Satria akan muncul bila dalam keadaan terdesak. .
                     
                                ********************************
    Ibu Satria menjadi buruh cuci kepada tetangga-tetangganya. "Satria" panggil sang Ibu.
"Iya bu, ada apa?"
"Tolong antar ini cucian ke rumah Den Bima"
"Baik, bu!"
Ketika sampai di rumah Bima. Ia langsung disuruh masuk kedalam rumah itu oleh kaki tangan Orangtuanya. Satria masuk dan menaruh cucian itu di belakang rumahnya. Ia melihat pintu yang tak terkunci rapat. Didalam kamar itu terdapat sesembahan pemujaan, patung babi yang bertengger di depan meja pemujaan, bunga melati, dupa, cawan berisi bunga-bunga dan uang serta perhiasan bertebaran meja pemujaan tersebut. Ada orang didalam kamar tersebut sepertinya itu Bima dan Ayahnya  sedang komat-kamit membaca sesuatu. Satria yang melihat kejadian tersebut bergidik ngeri dan langsung meninggalkan tempat tersebut. Tetapi malang bagi Satria, ia tergelincir dan jatuh tepat di depan pintu itu. Terdengar gedebuk dari luar kamar. Ayah Bima geram siapa gerangan yang mengganggu pemujaannya seperti ada yang mengintip. Untung Satria dapat melarikan diri secepat kilat, sepertinya kekuatan halilintar tersebut sudah mulai bereaksi pada tubuhnya sehingga ia bisa berlari bagaikan kilat menyambar. "Kekuatan apa tadi, sehingga aku bisa lari secepat itu?" Satria heran dan mengambil nafas satu-satu. "Benar apa kata Kakek itu" gumamnya.
     Sepanjang jalan ia bingung sekaligus ingin tahu setelah ia berpkir dan menyimpulkan ternyata keluarga Bima adalah pemuja setan untuk mendapatkan kekayaan. Pemujaan itu sepertinya memakan tumbal (korban) karena seminggu yang lalu pembantu Bima meninggal dunia dengan alasan yang tak jelas. Satria tidak akan tinggal diam dan bertekad akan menumpas kesyirikan dari persekutuan dengan setan yang dilakukan keluarga Bima.
                             *******************************

      Bima mengetahui yang mengintip pemujaan  bersama Ayahnya tadi adalah Satria.  Kemudian mereka menebar teror dan rusuh di mana-mana, komplek, perkotaan, pertokoan dan dimana-mana.
Di sekolah Bima mulai melancarkan aksinya. Yaitu membunuh satu persatu murid di sekolahnya. Satria tak tinggal diam mengetahui hal tersebut ketika ada murid yang mati tragis di kamar mandi. ia mempunyai indra keenam dan mengtahui bahwa yang membunuh itu adalah Bima. Ia akan menumpas segala kejahatan yang terjadi di sekolahnya. Tak ingin kematian demi kematian merenggut nyawa teman-temannya satu persatu.

     Bima mengetahui  pemujaannya bahwa ia sedang bahaya. Bahaya karena ada seorang Ksatria muda akan mengenyahkan segala tindak tanduk perbuatannya yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan harta. Mengetahui hal tersebut ia langsung ke rumah Shinta. Diajakanya jalan-jalan sepanjang hari nonton, makan dan membawanya ke gunung salak. Satria berkunjung kerumah Shinta tapi ia sedang tak ada dirumah ternyata pergi berduaan bersama Bima. Sementara itu Satria  yang mendapat sinyal  buruk dari indra keenamnya mengetahui Shinta yang sedang dalam keadaan bahaya. "Sepertinya Bima hendak menyandra Shinta" geram Satria.
 
                               *******************************
     Sesampainya Satria di Gunung Salak dan langsung menuju ke tempat penyandraan Shinta. Ia merubah wujudnya menjadi seorang Ksatria langit (Black Form). Dengan jubah hitam dan pedang di tangan dengan gagah ia berdiri dan menantang. "Hai, Bima Sang Pemuja setan. Lepaskan Shinta. "Hai siapapun kamu, tolong aku...!" Shinta mengerang di pelukan Bima yang sedang memegang pisau tepat di depan leher Shinta. "Huahhhahhhahha...punya nyali juga kau rupanya" ejek Bima. 


   Bima menjetikkan jari telunjuk dan jempolnya dan keluarlah para bala tentara siluman babi. Terjadilah pertempuran hebat antara para siluman babi yang berpasukan dengan Rajanya melawan Ksatria Langit. 
Satria dengan satu tebasan pedangnya bisa melumpuhkan para siluman babi yang mengahadangya.
Setelah menebas cecunguk-cecunguk tentara babi sialan itu kini ia berhadapan dengan babi yang sesungguhnya. "Emang yang tadi bukan babi??" Bukan begitu readers ini biangnya babi... yang bersekutu dengan setan yaitu Bima dan Ayahnya. 
Tak disangka Bima dan Ayahnya berubah menjadi babi. Ternyata mereka agak sulit dilumpuhkan daripada cecunguk tentara babi dan rajanya. Akhirnya Satria mengeluarkan segala kemampuan jurusnya melawan mereka berdua. "Jurus Maut Halilintar...!!!"  tebasan pedangnya secara bertubi-tubi sambil menendang tubuh mereka berdua berhasil dilumpuhkan. Setelah berhasil melumpuhkan keduanya Satria lunglai lemah tak berdaya. Kekuatannya terkuras habis untuk melumpuhkan para pemuja setan.
Setelah kejadian ini Satria masih bisa kembali menggunakan kekuatannya masih bisa berubah menjadi Ksatria Langit dan dan kekuatannya disimpan agar suatu waktu bisa digunakan kembali bila ada kejahatan  yang mengganngu perhelatan kedamaian di bumi ini.

    Sudah tidak ada lagi pengganggu di sekolah yang suka menindas dan menganiaya di sekolah. Satria bisa mendekati Shinta tanpa ragu dan takut dengan siapapun. Dengan kekuatan ajaib yang diterimanya saat hujan halilintar itu tidak membuat Satria menjadi tinggi hati, membusungkan apalagi sombong. Malah ia makin menjadi lelaki yang sholeh dan taat beragama.Satria ingin Shinta mencintai dirinya apa adanya sebagai manusia biasa tanpa tahu bahwa dirinya adalah Ksatria langit.

Satria bisa meraih peringkat pertama di sekolahnya yang sebelumnya ia selalu berada di peringkat ketujuh. Kenaikan peringkat ini bukan karena ia mempunyai kekuatan tapi karena ia giat belajar dan ingin membuktikan pada Shinta bahwa ia bisa!. Suatu hari di senja yang mulai merambat ia menembak Shinta dan cewek itu memberi persyaratan bila mau menjadi miliknya harus mengalahkan dirinya pada nilai akademik di sekolah.

"Memangnya kenapa?" tanya Satria ragu penasaran.
"Aku akan kasih tahu alasannya nanti. Tunggu saja!"
                                               *************************************

Di taman bangku sekolah Satria sudah menunggu Shinta untuk menjawab pertanyaan yang diajukan dirinya. Panas kembali menyengat. Tapi panas kali ini lain, karena ia panas-panas menunggu orang yang dicintainya sepenuh hati. "Hemm...gak peduli deh nanti mimisan atau nggak" ujarnya sambil mesem-mesem sendiri.

"Shinta, lihat raporku! Aku sudah bisa membuktikan bahwa aku bisa" senyum Satria mengembang diwajahnya.
"Aku tahu, sekarang aku berada di posisi runner up" ujarnya manis dengan bando kupu-kupu yang bertengger imut diatas kepalanya.
"Sekarang kasih tahu alasan kamu...kenapa?"
"Kenapa apanya?"
"Karena aku pengin punya cowok yang lebih pintar dari aku"
"Udah gitu aja?"
"Ya...nggak, banyak alasan lain lah!
"Apa?" tanya Satria tak sabar.
"Rahasia...!" Shinta berlari setelah mengucapkan kata itu.
Kini Satria tahu bahwa Shinta lebih senang membuat dirinya penasaran. 



-created by: Andita & Bintang-
cerpen pertama yang kubuat bersama temanku di facebook (ANDITA!~ sungguh unik dan juga menarik untukku. Sekaligus cerpen terKEREN yang pernah kubuat. Karena ku tidak begitu menyukai cerita berbau cinta nah aku buat cerita ini melalui andita temen ku itu untuk jalan cerita nya.. isi cerita aku sesuaikan karakter indonesia dgn kamen rider jepang, dsb.

0 komentar:

Posting Komentar